Basic Input Output System
( BIOS )
Bila Windows adalah wajah ramah yang ditampilkan proyek-proyek komputer kepada dunia, maka BIOS adalah sisi gelap bawah sadar yang bertugas untuk berpikir. BIOS (Basic Input/Output System) adalah kode untuk fungsi-fungsi fundamental PC, seperti mengumpulkan ketukan tombol dari keyboard atau meletakkan pixel ke layar.
Program kecil ini bekerja di balik layar, menterjemahkan perintah Windows yang people-friendly menjadi angka nol dan satu yang hanya dimengerti oleh hardware Anda. Dan sebagaimana alam bawah sadar manusia, BIOS bisa berpengaruh sangat kuat pada tingkah laku dan kinerja PC Anda.
ROM PCI/ISA BIOS
CMOS SETUP UTILITY
AWARD SOFTWARE.INC
STANDARD BIOS SETUP SUPERVISOR PASSWORD
BIOS FEATURES SETUP USER PASSWORD
CHIPSET FEATURES SETUP IDE HDD AUTO DETECTION
POWER MANAGEMENT SETUP SAVE & EXIT SETUP
PNP AND PCI SETUP EXIT WITHOUT SETUP
LOAD BIOS DEFAULTS
LOAD SETUP DEFAULT
Esc : Quit ¬¯®¬ : Select Item
F10 : save & exit setup (Shift)F2 : Change Color
Penjelasan :
1. STANDARD BIOS SETUP
a. Date
Untuk men-setting tanggal yang sesuai untuk real time clock
b. Time
Untuk men-setting waktu yang tepat untuk real time clock.
c. Harddisk
Digunakan untuk mengubah setting untuk harddisk. Semua channel IDE dapat dikonfigurasikan disini, mulai dari primary master, primary slave, sampai secondary slave. Kolom “type” digunakan untuk menentukan parameter yang akan digunakan harddisk anda. BIOS sudah memiliki 46 konfigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan “None” berarti tidak ada hard disk yang terpasang. Jika anda hanya menggunakan harddisk SCSI pilihlah “None” di seluruh channel yang ada. “Auto” berarti akan membuat BIOS melakukan auto deteksi ketika proses booting dilakukan. Proses auto deteksi ini akan terus dilakukan setiap kali komputer anda melakukan booting. Pilihan ini baik dilakukan jika anda sering membongkar/pasang harddisk. Pilihan “User” akan memberi keleluasaaan untuk me ngubah parameter harddisk secara manual, masukkanlah parameter yang diberikan oleh harddisk ke dalam kolom kolom yang ada. Kolom-kolom lain digunakan untuk memasukkan data jumlah cylinder, jumlah head, jumlah SPT (sector per track), Lzone (landing zone), dan tipe translasi (Normal, Large, LBA). Saat ini hampir seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) menggunakan mode translasi LBA. Pilihlah “Auto” pada kolom “Mode”.
d. Drive A, Drive B
Bagian ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasikan floopy disk yang anda gunakan. Pilihan yang ada akan menentukan ukuran dan kapasitas yang digunakan. Ukuran yang tersedia adalah 3.5” dan 5.25” sedangkan kapasitasnya bervariasi mulai dari 360K, 720K, 1.2M sampai 2.88M. Pilihlah “None” jika tidak ada disk drive yang terpasang. Pada beberapa BIOS-setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini adalah floppy disk drive yang biasa digunakan di Jepang yang merupakan disket berukuran 3.5” dengan kapasitas 1.2MB.
e. Video
Setting ini berhubungan dengan jenis kartu grafik, jadi biasanya “EGA/VGA”. Pilihan lain yang ada adalah CGA40, CGA80 dan MONO.
f. Halt On
Menentukan apa yang akan menyebabkan PC anda akan berhenti bekerja (halt). Pilihan “All Errors” merupakan pilihan yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC anda berhenti jika terjadi kesalahan di segala komponen. Pilihan “All, But Keyboard” akan mengabaikan kesalahan akibat keyboard. Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu “No Errors”, “All but Diskette” dan “All, But Disk/Key”.
g. Memory
Ini adalah bagian informasi memori yang terpasang pada PC anda. Base memory umumnya berukuran 640 KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan Other Memory akan menghasilkan total memori yang terpasang dan ditampilkan pada bagian “Total Memory”
2. BIOS FEATURES SETUP
a. Virus warning
Digunakan untuk mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk. Hal ini biasa dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Untuk mencegah penyebaran virus dan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi baru, pilihlah “disabled”. Pada keadaan “enabled”, ketika akan ada penulisan ke tabel partisi maka akan ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika pesan ini muncul anda dapat menjawab “Yes” jika anda mengijinkan penulisan tersebut dan menjawab “No” untuk mencegah penulisan ini.
b. CPU Internal Cache
Digunakan untuk meng-enable/disable CPU Internal Cache (cache memory level 1). Cache memory level 1 umumnya berukuran 16 sampai 64 KB, separuh untuk data dan separuhnya lagi untuk kode perintah. Pastikan pilihan ini berada pada kondisi “enabled”.
c. External Cache
Digunakan untuk meng-enable/disable External Cache (cache memory level 2). Umumnya berukuran 512KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 386), 128KB (untuk 486 dan Celeron seri A), 512KB (untuk Pentium dan Pentium II), 1 MB (untuk Intel Xeon dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache, pastikan berada pada kondisi “enabled”. Kemungkinan terdapat sebuah pilihan “External Cache Write Mode”. Di sini dapat ditentukan apakah akses tulis akan selalu langsung mendarat baik di dalam cache maupun di dalam main memory atau mula-mula akan dibuffer di dalam cache untuk kemudian secara per block akan dimasukkan ke dalam main memory. Yang terakhir disebutkan ini disebut “Write Back” sebagai pengganti “Write Through” dan memberikan sedikit penambahan kecepatan.
d. Quick Power On Self Test
Proses Power On Self Test (POST) adalah proses pemeriksaan komponen komponen PC pada saat komputer melakukan cold boot (ketika baru dinyalakan atau setelah anda tekan tombol Reset). Dalam proses ini antara diperiksa integritas memori, kesiapan card-card, dsb. Jika anda pilih “disabled” maka proses akan dilakukan lebih lama dan lebih komplit seperti pemeriksaan memori dilakukan sampai 3 kali. Sedangkan jika anda pilih “enabled” maka proses akan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Jika anda memilih “enabled”, beberapa harddisk lama dan CD-ROM belum mencapai keadaan “siap-kerja” ketika proses POST selesai dilaksanakan. Akibatnya hard disk atau CD-ROM anda akan dilaporkan mengalami kesalahan ketika POST selesai. Jadi, jika anda mengalami masalah harddisk seperti ini, coba ubahlah pilihan ini menjadi “disabled”.
e. Boot Sequence
Digunakan untuk menentukan urutan proses booting yang akan dilakukan. Jika anda hanya akan booting dari harddisk pilihlah : “C,A,SCSI” atau “C Only”. Jika suatu saat anda membutuhkan booting dari disket (misalkan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi FreeBSD UNIX) anda dapat mengubahnya menjadi “A,C,SCSI” . Sedapat mungkin anda tidak membuat pilihan “A,C,SCSI” menjadi permanen, karena jika suatu saat secara tak sengaja meletakkan disket bervirus di drive A, dan anda melakukan booting dari drive A, maka PC anda akan memiliki kemungkinan untuk ditulari virus. Beberapa BIOS memberikan pilihan untuk booting dari ZIP-drive, LS120-drive serta dari LAN (Local Area Network).
f. Swap Floppy Drive
Dapat digunakan untuk menukar posisi drive A dan drive B. Jika anda buat menjadi “enabled” maka drive A akan menjadi drive B dan sebaliknya. Dengan demikian anda dapat melakukan booting tidak hanya dari satu drive, melainkan dari dua disk drive.
g. Boot Up Floppy Seek
Apabila pilihan ini berada di posisi “enabled”, maka pada saat booting BIOS akan mencari tahu apakah yang dipergunakan adalah floppy drive 40 track yang lama atau 80 track yang baru dengan cara menggerakkan head- nya ke suatu track diatas track 40. Buatlah menjadi “disabled” untuk mempercepat booting.
h. Floppy Disk Access Control
Pilihan ini digunakan untuk menentukan hak akses yang diberikan ke floppy disk. Pilihan yang ada adalah “Read Only” dan “R/W”. Pilihan “Read Only” akan menyebabkan floppy disk anda hanya dapat dibaca tanpa bisa ditulis. Pilihan ini dapat digunakan untuk proteksi agar data dari PC anda tidak dapat disalin ke luar melalui disket. Sedangkan pilihan “R/W” adalah keadaan normal, dimana proses baca dan tulis floppy disk diijinkan.
i. Boot Up Numlock Status
Apabila dibuat “enabled”, maka BIOS akan mengaktifkan fungsi numlock pada extendent At-keyboard pada saat booting. Dengan demikian maka blok tombol yang ada di sebelah kanan akan bekerja sebagai tombol angka dan bukan tombol kursor.
j. Boot Up System Speed
Menentukan keadaan PC ketika boot up. Jika pilihan ini tidak ada maka keadaannya adalah “high”. Kondisi “low” digunakan untuk memperlambat PC, dilakukan antara lain dengan mematikan cache memory.
k. Gate A20 Option
Menentukan keadaan dari jalur A20 (address bus, jalur nomer 20). “Normal” merupakan metode yang telah lama dengan menggunakan keyboard controller, sedangkan “Fast” adalah metode yang berlaku sekarang ini dan lebih cepat dengan menggunakan chipset.
l. Typematic Rate Setting
Apabila dibuat “enabled”, maka pilihan-pilihan berikut ini, yaitu “Typematic Rate (chars/sec)” dan “Typematic Delay (msec)” dapat anda ubah. Pilihan pertama menentukan berapa banyak karakter yang akan dikirimkan tiap detik ketika dideteksi adanya penekanan tombol berulang. Sedangkan pilihan kedua menentukan berapa lama sebuah tombol ditekan agar dianggap sebagai penekanan tombol berulang.
m. Security Option
Digunakan untuk menentukan kapan password akan ditanyakan. Pilihan “setup” akan menyebabkan password akan ditanya ketika BIOS setup dijalankan, sedangkan pilihan “System” akan menyebabkan password akan ditanyakan setiap kali PC melakukan booting.
n. PS/2 Mouse Function Control
Apabila dibuat menjadi “Auto”, maka pada saat booting BIOS akan mencari sebuah PS/2-Mouse. Apabila PS/2-Mouse tidak dapat ditemukan, maka IRQ 12 akan dibebaskan untuk komponen lain yang memerlukan. Dengan “disabled” maka tidak akan dilakukan pengecekan tersebut.
o. PCI/VGA Pallette Snoop
Pilihan standarnya adalah “disabled”. Tapi jika anda menggunakan MPEG card pada slot ISA dan mengalami kesalahan pada palet warna maka ubahlah menjadi “enabled”.
p. OS Selector for DRAM > 64 MB
Jika anda menggunakan OS/2 Warp dan memiliki memori lebih dari 64 MB maka buatlah menjadi “enabled”, tapi jika anda menggunakan OS/2 Warp atau memori anda lebih kecil dari 64 MB ubahlah menjadi “disabled”
q. System/Video BIOS Shadow
Pada keadaan “enabled” maka isi ROM BIOS sistem dan video yang lambat akan dishadow (disalin) ke RAM yang lebih cepat sehingga akses ke BIOS menjadi lebih cepat. Tapi saat ini, pilihan ini kadang-kadang tidak ada lagi di BIOS karena sudah dilakukan secara otomatis. Proses shadow ini sangat mempengaruhi sistem operasi DOS dan aplikasi-aplikasinya. Sedangkan sistem operasi lain seperti Windows 9.x sudah melakukannya secara langsung melalui driver-drivernya
3. CHIPSET FEATURE SETUP
Setting-setting yang dapat dilakukan pada bagian ini sangat tergantung dari chipset dan motherboard yang digunakan pada PC anda. Jadi, kemungkinan besar isi bagian ini akan berbeda antara satu PC dengan PC yang lain. Sebagian besar setting tersebut akan berhubungan dengan memori, yaitu waktu akses memori, timing, wait state dan semacamnya. Pengubahan setting pada Chipset Features Setup dapat mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. Konfigurasi yang optimal dapat menghasilkan kecepatan sistem sampai 10% lebih cepat dibandingkan kecepatan sistem pada kondisi yang tidak optimal.
4. POWER MANAGEMENT SETUP
Disini anda dapat mematikan (“disabled”) atau menyalakan seluruh pilihan untuk penghematan energi. Jika anda aktifkan Anda dapat menggunakan dua konfigurasi yang sudah diberikan yaitu “Max Saving” dan “Min Saving” sedangkan pilihan “User Define” digunakan untuk melakukan konfigurasi Power Management secara manual dnegan mengubah beberapa pilihan yang lain.
5. PNP/PCI SETUP
Digunakan untuk konfigurasi perangkat – perangkat plug and play dan PCI, seperti IRQ
6. LOAD BIOS DEFAULT
Digunakan untuk konfigurasi BIOS standard yang menjamin kompabilitas dengan berbagai sistem operasi, program dan hardware. Konfigurasi ini akan menyebabkan komputer lambat.
7. LOAD SETUP DEFAULTS
Digunakan untuk konfigurasi BIOS ke default setup yang merupakan konfigurasi optimal.
8. SUPERVISOR PASSWORD
Digunakan untuk membuat password supervisor, password ini berlaku untuk proses booting dan konfigurasi setup BIOS.
9. USER PASSWORD
Digunakan untu membuat password user, password ini hanya berlaku untu proses booting saja dan tidak bisa digunakan untuk mengubah konfigurasi setup BIOS.
10. IDE HDD AUTO DETECTION
Digunakan untuk mendeteksi secara otomatis parameter – parameter yang digunakan oleh harddisk yang kita pasang, meliputi : jumlah cylinder, head dan sector per tracknya.
11. SAVE & EXIT SETUP
Digunakan untuk menyimpan konfigurasi yang telah kita ubah dan keluar dari setup BIOS
12. EXIT WITHOUT SAVING
Digunakan untu keluar dari BIOS tanpa mengubah konfigurasi.
1 komentar:
siap min
Replylampu servis kaca pembesar
Posting Komentar